KELINCI YANG SOMBONG & KURA-KURA YANG BAIK HATI


 

Karya: Sokhyadina Tefbana

   Disebuah pulau kecil di Negeri Gurita. Tinggalah seekor kelinci yang bernama Titiu dan seekor kura-kura yang bernama Kakao yang bersahabat baik. Titiu dikenal cantik, rajin, dan pekerja keras namun sombong. Sedangkan Kakao dikenal lambat tapi suka menolong dan rendah hati. Karena Kakao yang geraknya lama Titiu sering meremehkan Kakao. Sekalipun sering berdebat namun Kakao tetap setia pada sahabatnya.

Titiu memiliki sebuah kebun sayur yang kecil, ia selalu menanam kebun sayurnya dengan berbagai macam sayuran seperti kangkung, sawi, kol, wortel, ketimun,dan terong .dari setiap jenis sayur ditanam empat bedeng. Ketika musim panen tiba , Titiu dan Kakao memanennya berdua dan bisa berhari-hari. Titiu yang sombong selalu mengabaikan bantuan orang lain kecuali Kakao sebagai sahabatnya. Setiap hari Titiu selalu Mengajak Kakao ke kebun untuk memberi pupuk, merawat dan menyiram sayurnya. Dan Kakao tidak pernah menolak ajakan Titiu.keduanya selalu hidup rukun dan selalu bersama jika kemana-mana.

Pada suatu saat, di pagi-pagi buta Titiu mempersiapkan bekal untuk dibawa kekebun karena hari itu ia akan memanen hasil dari kebun sayurnya. Ketika matahari mulai terbit diufuk timur dengan sinarnya yang sangat cerah dan angin segar yang berhembus pelan-pelan, Titiu hendak kekebun dan tak lupa mengajak sahabatnya.

“wahai sahabatku, ayolah ikut dengan ku  untuk memanen hasil kebun kita hari ini”. Ajak Titiu.

“Baiklah, apa saja yang akan kita bawa kekebun?” tanya Kakao

“semua bekal dan alat panen sudah saya siapkan dan sekarang kita berangkat”. Ucap Titiu. Keduanya pun jalan beriringan menuju kebun, ditengah perjalanan mereka melihat dari jauh terdapat  seekor ibu kura-kura dan anaknya  berteduh dibawah pohon apel. Ketika tiba dikebun dan meletakan semua bekal di rumah kebun dan sementara memanen tiba-tiba Kakao dengan tidak senagaj mendengar jeritan anak kura-kura meminta makan pada ibunya karean sudah lapar.

“Ibu…aku lapar...” ucap anak kura-kura itu berulang kali

“   maafin ibu yah nak,  ibu tidk sempat membawa bekal ”. balas ibu kura-kura itu.

“   maaf yah nak, ibu  harus berbohong  karena kita tidak memiliki bekal makanan dirumah sehingga ibu tidak bawakan bekal makanan untukmu”, pikir ibu kura-kura dengan hati yang sedih  dan air mata yang berlinang. Dengan tidak senagaj anak kura-kura melihat ibunya sedih.

   “Ibu.. kenapa sedih?”. Tanya anak kura-kura. Ibu kura-kura terdiam dan tidak menjawab. Kakao  mendengar percakapan itu. Lalu Ia pergi mengambil sebagian dari bekal yang dibawa dan dibagikan kepada anak kura-kura itu. Ia pun langsung menghampiri ibu kura-kura dan anaknya.

    “Hai ibu kura-kura ini ada sedikit bekal untuk anak kura-kura.” Ucap Kakao sambil menyodorkan bekal yang ada ditangannya kepada ibu kura-kura.

   “Terima kasih kura-kura yang baik hati”.ucap ibu kura-kura. Ibu kura-kura langsung memberikan makanan tersebut kepada anaknya  yang sudah menahan lapar sejak tadi pagi, dan anak kura-kura memakannya dengan lahap.  Setelah bercakap-cakap dengan ibu kura-kura  Kakao kembali ke kebun untuk membantu Titiu melanjutkan kegiatan mereka.

   “sahabatku berapa banyak lagi yang belum dipanen ?”. tanya Kakao

   “masih cukup banyak, kurang lebih sepuluh bedeng lagi” jawab Titiu dengan serius memanen. Keduanya sementara asik memanen tak terasa hari sudah menunjukan pukul sepuluh pagi  namun belum selesai memanen. Tiba-tiba datanglah satu  rombongan  dengan niat baik untuk membantu mereka.

   “hai kelinci dan kura-kura, kami kemari ingin membantu kalian”. Ucap salah satu kura-kura dari rombongan tersebut. Dan karena sudah kelelahan Titiu pun mengijinkan rombongan kura-kura untuk membantu mereka.

    “ahahaha…. Lihatlah kebun sayurku, hasilnya kali ini sangat memuaskan”. Ucap Titiu memamerkan hasil kebunnya kepada robongan tersebut.

    “sebenarnya saya tidak membutuhkan bantuan kalian, tapi jika kalian ingin membantu, yah silahkan”. Ucap Titiu sambil membalikan badannya untuk pergi.

     “jalannya saja lambat, mana bisa mereka dapat memanen semua sayur di kebunku sebanyak ini, kita lihat saja”. Pikir Titiu sambil mengibaskan ekornya. Namun tak lama kemudian semua sayur pun selesai dipanen atas bantuan rombongan kura-kura tersebut. Titiu pun menyuruh rombongan kura-kura untuk membawa sayur dari dari kebunnya.

    “karena kalian sudah membantu saya, dan sebagai imbalannya, semua sayur yang dipanen oleh kalian masing-masing boleh dibawa pulang sesuai kemauan kalian”. Perintah Titiu. Rombongan kura-kura tersenyum bahagia. Setelah rombongan kura-kura berpamitan untuk pulang datanglah seekor ibu kura-kura dari rombongan tersebut yang adalah ibu kura-kura yang dibantu oleh Kakao sejak pagi menghampiri mereka. 

    “Hai Titiu dan Kakao yang baik hati, terima kasih sudah memberikan kami sayur dari sebagian hasil panen hari ini untuk dibawa pulang”. Ucap ibu kura-kura

    “jadi kamu yang membawa rombongan kura-kura tadi kemari?” tanya Titiu kepada ibu kura-kura dengan tingkah sombongnya.

    “ia temanku, karena saya merasa berhutang budi pada kalian dan ini yang bisa saya lakukan”jawab ura-kura sambil tersenyum.

   “maksudnya bagaimana?” tanya Titiu penasaran karena tidak mengetahui apa maksud dari yang disampaikan oleh ibu kura-kura. Ibu kura-kura pun menceritakan kejadian yang terjadi dan kebaikan yang dilakukan oleh Kakao. Kemudian Titiu menyuruh ibu kura-kura untuk mengambil sayur.

   “Baiklah silahkan mengambil sayur untuk dibawa pulang”.perintah Titiu sambil berjalan meninggalkan Ibu kura-kura dan Kakao. Ketika ibu kura-kura pulang, Kakao menyusul Titiu ke rumah kebun untuk beristirahat dan makan siang bersama setelah seharian kerja keras.  ketika Titiu mendapati bekalnnya sudah terbagi dua dan mengingat kembali apa yang disampaikan kembali oleh ibu kura-kura tadi maka Titiu pun kesal terhadap Kakao.

     “untung saja tadi saya bawa bekal, jika tidak anak kura-kura itu sudah mati kelaparan.”ucap Titiu dengan tatapan kesal kepada Kakao. Namun sahabatnya hanya terdiam dan tidak menaggapi apa yang dikatakan oleh Titiu. Setelah keduanya makan, tak lama kemudian awan hitam turun dan meliputi sekitaran daerah itu yang bertanda akan turun hujan lebat. Titiu menyuruh Kakao untuk segera membereskan semua sayur yang akan dibawa pulang. Dan hasil dari sayur mereka kira-kira tiga puluh bakul. Namun karena gerak Kakao yang lambat membuat Titiu semakin kesal. Tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras dan mengakibatkan banjir. 

    “waduh bahaya ini, hujan deras sekali dan akan datang banjir”. Ucap Titiu dengan gelisah

   “kakao apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan semua sayur ini”. Lanjut Titiu.

    “tenanglah”. Jawab Kakao. Namun Titiu pun masih gelisah apa yang bisa dilakukan oleh sahabatnya untuk menyelamatkan sayur-sayur mereka. Tak lama kemudian datanglah banjir dan menyeret empat bakul sayur yang sudah disiapkan dan Titiu ingin mengejar untuk menyelamatkan namun karena derasnya arus banjir sehingga Titiu terhanyut. sementara Kakao yang bisa berenang menyelamatkan bakul-bakul sayur yang lain. Dari kejauhan terdengar oleh rombngan kura-kura teriakan minta tolong.

    “tolonggg…..tolonggg…” teriak Titiu dengan suara yang sayup-sayup ditengah derasnya banjir.

   “sepertinya suara itu tidak asing”. Ucap salah satu kura-kura. Tanpa berpikir panjang rombongan kura-kura itu berenang ke arah datangnya suara. Setibanya mereka disana menemukan kelinci yang tak berdaya. 

    “hai kelinci ada apa dengan mu”. Tanya salah satu kura-kura. Kelinci pun menceritakan musibah yang terjadi kepada kura-kura itu, sementara kura-kura yang lain menyebar untuk menyelamatkan bakul-bakul sayur yang terbawa arus. Setelah semuanya terselamatkan dan Titiu menyadari perbuatan sombongnya yang selalu merendahkan makluk lain dan meminta maaf kepada Kakao sebagai sahabatnya dan  rombongan kura-kura dan mulai saat itu mereka hidup rukun dan damai.

Pesan Moral : “ setiap Orang punya kelebihan masing-masing untuk itu jangan sombong dengan satu kelebihan yang kita miliki untuk merendahkan dan meremehkan orang lain tetapi kita harus saling menghargai dan tolong menolong satu dengan yang lain ”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merindu Hingga Mimpi🌚

Memetik bulan πŸŒ™

Niat Tak Hingga